Setiapperkembangan zaman terjadi perubahan dalam konsep pembangunan. Konsep dasar pembangunan ini biasanya dilatar belakang idari konsep pembangunan ekonomi yang berhubungan erat dengan pendapatan, pertumbuhan, dan investasi. Konsep demikian selanjutnya dikembangkan secara luas dan meliputi aspek pengetahuan dan teknologi, pembangunan manusia, pembangunan berkelanjutan dan pembangunan
Abstrak Pembangunan wilayah dalam sebuah negara adalah hal yang sangat penting dan krusial bagi kemajuan sebuah negara. Definisi wilayah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah daerahkekuasaan, pemerintahan, pengawasan dan sebagainya; lingkungan daerah provinsi, kabupaten, kecamatan. Perencanaan dalam pembangunan wilayah sangatlah dibutuhkan, hal bertujuan agar pembangunan wilayah dapat berjalan dengan optimal. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang berarti data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata atau gambar grafik yang mendukung dan bukan berupa angka dengan perhitungan tertentu data yang dipakai berasal dari studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan dalam pembangunan sebuah wilayah sendiri tidak boleh dilakukan secara sembarangan, harus ada beberapa hal mulai dari pengamatan hingga analisis wilayah dari segi fisik dan sosial masyarakat. Kata kunci Analisis, Pembangunan, Wilayah Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Alamat korespondensi E-mail mohfarid580 1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERKOTAAN BERBASIS ANALISIS KEWILAYAHAN Mohhamad Farid1 1Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Surabaya Jl. Lidah Wetan, Lidah Wetan, Kec Lakarsantri, Kota Surabaya 60213 Abstrak Pembangunan wilayah dalam sebuah negara adalah hal yang sangat penting dan krusial bagi kemajuan sebuah negara. Definisi wilayah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah daerahkekuasaan, pemerintahan, pengawasan dan sebagainya; lingkungan daerah provinsi, kabupaten, kecamatan. Perencanaan dalam pembangunan wilayah sangatlah dibutuhkan, hal bertujuan agar pembangunan wilayah dapat berjalan dengan optimal. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang berarti data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata atau gambar grafik yang mendukung dan bukan berupa angka dengan perhitungan tertentu data yang dipakai berasal dari studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan dalam pembangunan sebuah wilayah sendiri tidak boleh dilakukan secara sembarangan, harus ada beberapa hal mulai dari pengamatan hingga analisis wilayah dari segi fisik dan sosial masyarakat. Kata kunci Analisis, Pembangunan, Wilayah A. PENDAHULUAN Pembangunan wilayah dalam sebuah negara adalah hal yang sangat penting dan krusial bagi kemajuan sebuah negara. Definisi wilayah menurut Kamus Besar Bahasa IndonesiaKBBI adalah daerahkekuasaan, pemerintahan, pengawasan dan sebagainya; lingkungan daerah provinsi, kabupaten, kecamatan. Perencanaan dalam pembangunan wilayah sangatlah dibutuhkan, hal bertujuan agar pembangunan wilayah dapat berjalan dengan optimal Dalam membangun suatu wilayah sendiri perlu dilibatkan diperhatikan berbagai komponen dan keadaan wilayah itu sendiri. Perkembangan wilayah di Indonesia saat ini ini dicirikan oleh terbatasnya ketersediaan dan daya tampung lahan untuk pembangunan yang salah satunya diakibatkan oleh jumlah pendudukAsbi Samli, 2012 Meskipun menghadapi beberapa permasalahan, akan tetapi pembangunan wilayah haruslah tetap dilaksanakan secara optimal. 2 Maka dari itu dalam menentukan strategi pembangunan wilayah perlu dipertimbangkan beberapa aspek seperti penduduk, topografi atau kondisi fisik, kemudian keterkaitan antar wilayah. Topografi atau kondisi fisik yang dimaksud adalah tentang bagaimana keadaan wilayah tersebut hal ini berkaitan erat dengan kondisi yang bersifat fisik atau kenampakan alam seperti jenis tanah, sumber daya alam, sumber air atau daerah aliran sungai, ketinggian, kemiringan dan masih banyak lagi kenampakan alam yang lain. Kondisi fisik ini sangat diperlukan untuk menganalisis kesesuaian lahan. Kemudian ada sosial masyarakat dan keterkaitan antar wilayah yang juga sangat berpengaruh dalam menentukan pembangunan wilayah. Pembangunan wilayah haruslah sesuai dengan kegiatan masyarakat agar dapat membawa dampak yang searah atau progresif bagi masyarakat itu sendiri. Kemudian setiap orang pastilah melakukan interaksi dengan orang lain, dalam hal yang lebih luas interaksi dapat terjadi walaupun wilayahnya berbeda, umumya hal ini dilatar belakangi kebutuhan yang tidak terbatas dan kemampuan yang terbatas. Maka dari itu pembangunan wilayah dengan melibatkan berbagai aspek sangatlah penting agar hasil dari pembangunan wilayah tersebut searah dengan tujuan awal dari pembangunan sebuah wilayah. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang berarti data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata atau gambar grafik yang mendukung dan bukan berupa angka dengan perhitungan tertentu. Menurut Taylor dan Bogdan penulisan kualitatif dapat diartikan sebagai penulisan yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti. Penulis buku penulisan kualitatif Denzin dan Lincoln juga menyatakan bahwa penulisan kualitatif adalah penulisan yang menggunakan latar alamiah untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan cara melibatkan berbagai metode. Data dari penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka atau penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Studi pustaka dipilih karena memiliki kelebihan berupa efisiensi dalam mengumpulkan data. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Farid, Perencanaan Pembangunan.... 3 Pembangunan merupakan sekumpulan usaha untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik atau progresif Tjokrowinoto, 19961. Pembangunan memiliki arti berupa usaha secara sadar yang dilakukan oleh manusia agar dapat memiliki kehidupan yang lebih baik, hal ini juga berkaitan dengan konsep bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas. Hal inilah yang menyebabkan pembangunan merupakan hal yang penting. Wilayah adalah sebuah satuan keruangan, kriteria suatu wilayah terdiri dari empat aspek sebagaimana yang dikemukakan oleh Marhadi. 201131 yaitu 1 mempunyai area yang dibatasi kriteria tertentu; 2 mempunyai lokasi; 4 memiliki batas dengan lokasi yang lain; dan 5 mempunyai keseragaman atau interaksi fungsional. Dengan demikian wilayah memiliki arti sebagai suatu ruang yang memiliki lokasi dan batas dengan lokasi yang lain. Kriteria wilayah secara keruangan dalam studi geografi menurut De Blij dan P. Muller 2004 sebagai berikut Kriteria wilayah yang pertama adalah setiap wilayah mempunyai area yang dibatasi oleh kriteria tertentu. Dalam pembangunan wilayah sendiri perlu adanya perencanaan. Perencanaan pembangunan wilayah ini dapat berupa pengamatan pada wilayah tersebut yang kemudian dianalisis dengan beberapa teori yang relevan. Beberapa teori yang dapat digunakan untuk mendukung pembangunan wilayah adalah Teori Titik Henti dan Teori Interaksi. Teori Interaksi sendiri berasal dari Teori Gravitas milik Newton yang kemudian diadaptasi oleh W. J. Reilly untuk menentukan seberapa besar kekuatan interaksi wilayah dengan wilayah lain. Dari teori ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kearah mana sebuah wilayah harus memfokuskan pembangunannya. Kemudian pada Teori Titik Henti, pada teori ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui sebuah fasilitas atau bangunan harus didirikan pada daerah mana agar dapat mewujudkan keterjangkauan bagi semua orang. Pada teori yang lain, faktor aksesibilitas adalah faktor yang memiliki pengaruh utama dalam pemilihan lokasi. Sebagaimana menurut Drabkin 1980, ditemukan bahwa faktor aksesibilitas memiliki pengaruh dalam pemilihan lokasi. Aksesibilitas ternyata memiliki peranan yang penting dalam sebuah pembangunan, maka dari itu penting juga untuk memperhatikan aspek ini dalam sebuah pembangunanM. Irsyad B. & Bambang S. 2014451 4 Pembangunan sebuah wilayah pun juga perlu melakukan analisis tentang kesesuaian lahan, ini penting dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam sebuah pembangunan wilayah. Asbi Samli 201280 mendefinisikan lahan sebagai tempat manusia melakukan segala aktivitasnya dalam berbagai bentuk dan karakteristiknya yang berbeda-beda. Maka dengan berkembangnya sebuah kota maka lahan merupakan faktor penentu dan acuan yang bisa digunakan sebagai area yang harus dikembangkan. Asbi Samli201277 mengemukakan Aspek-aspek yang digunakan dalam mengukur kesesuaian lahan perkotaan mencakup; 1 drainase, 2 tekstur tanah, 3 potensi banjir dan genangan, 4 ketinggian, dan 5 kemiringan lahan. Aspek tersebut bertujuan sebagai acuan dalam mengambil keputusan pada sebuah pembangunan wilayah. Selain aspek fisik, membangun sebuah wilayah juga perlu memperhatikan aspek sosial budaya masyarakat. Nilai-nilai lokal yang ada seharusnya dapat ditampung dan terintegrasi di dalam rencana tata ruangnya. Hal ini dapat diupayakan sebagai kesempatan untuk menelusuri nilai lokal dalam pelaksanaan penyusunan rencana tata ruang, yang diharapkan sesuai dengan perihal yang dipertimbangkan dan sesuai dengan kegunaan nilai lokal yang ada bagi masyarakat, akan tetapi justru hal ini masih dianggap kurang penting dalam sebuah pembangunan wilayah Nadia G. S & Jawato 201489-90. Tujuan dari berbagai perencanaan dalam pembangunan sebuah wilayah sendiri agar terhindar dari beberapa masalah, salah satunya adalah pemukiman kumuh, pemukimam kumuh sendiri timbul akibat kegagalan dalam perencanaan pembangunan wilayah, pemukiman kumuh dapat dikenali melalui identifikasi pada citra satelit dengan kenampakan berupa rumah-rumah yang saling berhimpitan tanpa adanya celahDivyani Kohli, dkk., 2016 D. KESIMPULAN Pembangunan wilayah merupakan usaha secara sadar dan terarah yang dilakukan oleh manusia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan juga memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Dalam pembangunan sebuah wilayah sendiri tidak boleh dilakukan secara sembarangan, hal ini dikarenakan pembangunan wilayah adalah hal yang penting bagi kehidupan manusia. Perencanaan pembangunan wilayah dapat dilakukan dengan pengamatan pada wilayah yang akan Farid, Perencanaan Pembangunan.... 5 dibangun kemudian dilakukan analisis dengan teori yang mendukung, seperti teori interaksi dan titik henti. Kemudian dilakukan analisis lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek fisik seperti topografi atau keadaan wilayah itu sendiri dan aspek sosial budaya. Bila hal itu dilakukan dengan benar dan terintegrasi, maka akan terwujud pembangunan wilayah yang optimal dan progresif, juga terhindar dari beberapa masalah seperti pemukiman kumuh yang biasanya muncul sebagai akibat dari kegagalan perencanaan pembangunan wilayah DAFTAR PUSTAKA Indriyatno, Nowo. 2013. Peranan Sumber Daya Air terhadap Pemanfaatan Ruang Berdasarkan Keseimbangan Tata Air di Wilayah Sub DAS Gajah Wong. Semarang Biro Penerbit Planologi Universitas Diponegoro Kistiyanto, Marhadi Slamet. DAN PENERAPANNYA DALAM STUDI GEOGRAFI. Malang Universitas Negeri Malang. Kohli, Divyani, dkk. Urban slum detection using texture and spatial metrics derived from satellite imagery. Great Britain Informa UK Limited. Drabkin, Haim Darin. 1980. Land Policy and Urban Growth. Great Britain Pergamon Press. Ngangi, R. S, dkk. ANALISIS PERTUMBUHAN KAWASAN MAPANGET SEBAGAI KOTABARU. Manado Universitas Sam Ratulangi. Samli, Asbi. 2012. ANALISIS PENGEMBANGAN KOTA BERDASARKAN KONDISI FISIK WILAYAH KOTA MASOHI IBUKOTA KABUPATEN MALUKU TENGAH. Makassar UIN Allaudin. Shawma N. G dan Setyono J. S. Lokal dalam Perencanaan Tata Ruang Kota Muntila. Semarang Biro Penerbit Planologi Universitas Diponegoro. Tjokrowinoto, Moeljarto. Dilema dan Tantangan. Jakarta Pustaka Pelajar. Wulangsari, Amalia. 2014. TipologiSegregasi Permukiman berdasarkan Faktor dan Pola Permukiman di Solo Baru, Sukoharjo. Semarang Biro 6 Penerbit Planologi Universitas Diponegoro. De Blij. H. dan Muller, Realms, Region, And Consepts, Eleventh edition. Florida John Wiley& ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
PembangunanWilayah. Lalu Apa saja faktor perkembangannya? Pengembangan terdiri dari 3 elemen kunci yaitu perubahan, potensi dan tujuan dalam pembangunan. contoh pusat pelayanan yang bersifat high order ditunjukkan oleh angka 1,2,dan 3; 1,3,dan 4; 2,3,dan 4; 2,4,dan 5; 3,4,dan 5; Konsep Wilayah Dan Tata Ruang; 6+ Teori Pembentukan Tata
delyantimagdalena delyantimagdalena Geografi Sekolah Menengah Atas terjawab 7. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.1 Konsep pengembangan berbasis sumber daya.2 Konsep pengembangan berbasis penataan ruang.3 Konsep pengembangan wilayah berbasis jumlah penduduk.4 Konsep pengembangan berdasarkan klaster5 Konsep pengembangan wilayah berdasarkan luas pembangunan wilayah ditunjukkan angka .... Iklan Iklan edinofiar edinofiar Jawaban nomer 1,2, dan 4Penjelasan ndobos tenan ra i Iklan Iklan Pertanyaan baru di Geografi Pak Edo berasal dari Papua. Ia kemudian harus pindah ke Jakarta karena diterima kerja di Jakarta. Selama dua tahun di Jakarta, ada pelaksanaan sensus. … Pada waktu pelak- sanaan sensus ternyata Pak Edo dan keluarganya ikut sensus di Jakarta. Mobilitas apa yang dilakukan Pak Edo? Pelaksanaan sensus yang diikuti Pak Edo dan keluarga disebut apa? Sejak tahun 1972 hingga 1991, tercatat 29 letusan gunung, umumnya di Pulau Jawa. Dua letusan gunung terbesar dalam sejarah modern terjadi di Indonesia … . Sebutkan 2 nama letusan gunung terbesar itu serta tahunnya... 1. ASEAN didirikan oleh lima negara, melalui....2. sungai belait merupakan sungai terpanjang di....3. Anoa Bubalus depressicornis , adalah salah sa … tu fauna endemik dari.... Cara untuk menganalkan kesenian tradisional Indonesia yakni EQ Tugas 1. Buatlah pemodelan 3D sederhana menggunakan fitur Line dan Shapes pada SketchUp Web. Sebelumnya Berikutnya Iklan
21 Konsep-konsep dan Definisi 2.1.1 Pengertian penduduk Badan Pusat Statistik (2011) mendifinisikan penduduk adalah semua orang pembangunan III dan IV lebih maju bila dibandingkan dengan wilayah pembangunan I dan II. Secara positif dan signifikan jumlah penduduk, penanaman modal, yang ditunjukkan oleh angka harapan hidup dan korelasi
- Istilah wilayah merujuk kepada suatu kawasan daratan tertentu yang punya kesamaan karakter. Adapun karakter tersebut dapat berupa kondisi alam maupun ciri khas penduduk yang terlihat dari bahasa, pemerintahan, budaya, agama, dan lain sebagainya. Karena itu, identifikasi suatu wilayah bisa dilihat dari perbedaannya dengan kawasan lain di permukaan wilayah, yang dalam bahasa Inggris disebut region, dapat berubah-ubah. Dampaknya, rumusan definisi wilayah selama ini beragam, dan demikian pula secara umum, pengertian istilah wilayah adalah kesatuan unit geografis yang antarbagiannya mempunyai keterkaitan secara fungsional. Batasan wilayah juga tak selalu berupa kondisi fisik yang bersifat pasti, tapi dinamis sehingga mungkin berubah-ubah. Salah satu topik kajian wilayah di geografi berkaitan dengan pengembangannya. Tiap wilayah punya karakteristik dan potensi berlainan. Maka itu, pengembangan wilayah perlu perencanaan wilayah memerlukan keterpaduan sektoral, spasial, serta antar-pelaku institutions pembangunan di dalam dan antar-wilayah. Selain itu, perencanaan pengembangan wilayah juga perlu memperhatikan teori yang muncul dari penelitian di wilayah Perkembangan Wilayah Ada beberapa teori mengenai perkembangan wilayah. Teori-teori tersebut pada umumnya berdasarkan tinjauan perkembangan ekonomi di beberapa negara. Upaya pengelompokan teori-teori tersebut sulit, karena banyak faktor berpengaruh yang harus dipertimbangkan. Misalnya, periode waktu teori lahir, pijakan yang dipakai jadi tolok ukur, dan ide yang terkandung di dalamnya. Ada banyak teori pembangunan wilayah. Sebagian dari teori itu adalah Control Theories, Teori Ketergantungan, Teori Rostow, dan Teori Toffler. 1. Control TheoriesControl Theories meliputi dua teori, yaitu 1 determinisme lingkungan alam, dan 2 determinisme kebudayaan. Penjelasan mengenai kedua macam teori itu adalah sebagai Teori Determinisme Lingkungan AlamDisebut juga Physical Environment Determinism, teori determinisme lingkungan alam memuat pemahaman bahwa lingkungan alam memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan masyarakat di suatu wilayah atau negara. Pengaruh kondisi alam tersebut dapat positif maupun negatif. Sebagai contoh, negara/wilayah dengan iklim tropis akan cocok menjadi aktivitas ekonomi pertanian, perkebunan, dan industri kayu hutan. Di sisi lain, kawasan iklim tropis kerap menemui masalah semacam banjir, longsor, dan wabah sejumlah jenis kenyataannya ada beberapa negara yang punya kondisi lingkungan alam kurang menguntungkan dapat pula berkembang pesat. Sebagai misal, Singapura yang memiliki wilayah jauh lebih sempit dari Indonesia saat ini termasuk negara paling maju di Asia Determinisme Lingkungan Kebudayaan Teori determinisme lingkungan kebudayaan atau cultural determinism menilai perbedaan kebudayaan masyarakat berpengaruh terhadap tingkat kemajuannya suatu wilayah. Teori ini memandang bahwa kemajuan pembangunan suatu wilayah dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. 2. Teori RostowWalt Whitman Rostow, ahli ekonomi asal Amerika Serikat, melahirkan satu teori pertumbuhan ekonomi yang pada mulanya dia kemukakan dalam artikel sebuah jurnal dan kemudian termuat dalam buku The Stages of Economic Growth 1971. Meski teori Rostow membicarakan perkembangan negara, ia juga bisa dipakai untuk menganalisis perkembangan berpendapat pertumbuhan ekonomi terjadi sebagai akibat munculnya perubahan yang fundamental pada aktivitas perekonomian maupun kondisi politik dan sosial suatu itu, Rostow mengungkapkan bahwa perkembangan setiap negara melalui 5 tahapan, yakni masyarakat tradisional, prakondisi untuk lepas landas, lepas landas, gerakan ke arah kedewasaan, masa konsumsi tinggi. Kelima tahapan tersebut bisa dibedakan berdasar ciri-ciri ekonomi, politik, dan sosial. Sebagai misal, transformasi masyarakat tradisional jadi modern dianggap Rostow sebagai proses yang menyentuh bermacam dimensi. Karena itu, proses itu tidak hanya ditunjukkan oleh perubahan corak ekonomi, dari pertanian ke Teori TofflerAlvin Toffler dalam buku The Third Wave mengklasifikasikan perkembangan masyarakat di suatu wilayah/negara menjadi 3 negara-negara berkembang dikategorikan sebagai gelombang I dan II. Sedangkan peradaban bangsa-bangsa yang telah maju terutama berada dalam gelombang II dan III. a. Gelombang IGelombang I Peradaban Pertanian ditandai oleh banyaknya masyarakat yang masih melakukan aktivitas cocok tanam atau pertanian untuk kebutuhan sendiri. Masyarakatnya juga memiliki banyak keluarga besar yang punya anggota banyak dan saling berhubungan itu, tingkat ketergantungan antar-wilayah masih kecil. Sebab, banyak wilayah mampu menyediakan sendiri barang kebutuhan Gelombang II Gelombang II Peradaban Industri ditandai dengan masyarakat yang bergantung pada industri, baik untuk sarana pemenuhan kebutuhan maupun sumber pendapatan ekonomi. Selain peranan pasar menjadi vital, proses produksi barang juga telah menggunakan mesin dan dilakukan dalam skala besar. Di era gelombang II, pendidikan serta media massa memegang peranan penting. Selain itu, ada kecenderungan manusia mendominasi alam, pemborosan bahan baku dan energi. Mobilitas penduduk juga tinggi. c. Gelombang III Gelombang III Peradaban Informasi ditandai oleh masyarakat yang sudah banyak menggunakan energi dapat diperbaharui renewable energy. Dalam produksi, industri juga sudah semakin maju karena tidak mengandalkan tangan dan mesin biasa, melainkan sudah meningkat ke level selanjutnya. Sebagai misal, penggunaan teknologi biologi, kimia, digital dan lain sebagainya, semakin marak di itu, ketergantungan antar-wilayah sangat tinggi dan bahkan bersifat menyeluruh. Teknologi informasi yang berkembang pesat juga berpengaruh besar terhadap perkembangan Teori Ketergantungan Teori ketergantungan wilayah dependency theory yang dipengaruhi oleh pemikiran marxis, neo marxis, dan non marxis, memuat pemahaman bahwa keterbelakangan negara-negara berkembang tidak terjadi karena faktor dari internal. Penyebab utamanya adalah karena negara-negara bekas jajahan itu terpaksa bergabung dengan sistem ekonomi kapitalis global yang didominasi oleh negara-negara maju. Masuknya negara-negara berkembang dalam sistem ekonomi kapitalis dunia justru membuat negara-negara itu hanya menjadi pemain pinggiran. Oleh sebab itu, teori ketergantungan mengandaikan sistem ekonomi kapitalis membuat dunia terbagi dalam dua kutub, yakni praktiknya, menurut pemahaman para ilmuwan pendukung teori ketergantungan, negara-negara pinggiran hanya berfungsi sebagai penyedia bahan mentah untuk industri negara-negara pusat negara kaya. Negara yang berkembang juga menjadi pasar yang menyerap produk-produk hasil industri negara-negara maju. Kondisi ini membuat negara-negara berkembang tidak akan pernah, atau sangat sulit, mengejar ketertinggalannya dari negara-negara teori ketergantungan dianggap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab, teori ini mengabaikan banyak penyebab kemiskinan negara berkembang lainnya, dan cuma berfokus pada pengaruh kolonialisme penjajahan dan terintegrasinya negara-negara bekas jajahan ke sistem ekonomi dunia yang kapitalistik. - Pendidikan Penulis Addi M IdhomEditor Iswara N Raditya
3) konsep pengembangan wilayah berbasis jumlah penduduk (4) konsep pengembangan berdasarkan klaster (5) konsep pengembangan wilayah berdasarkan luas wilayah. Konsep-konsep pembangunan wilayah ditunjukkan angka
Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 1 KONSEP UMUM PENGEMBANGAN WILAYAH DALAM GEOGRAFI DI INDONESIA NANDA NAURA WIDAYANTI Pendidikan Geografi, Universitas Negri Surabaya Jl. Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya, Jawa Timur 60132 Sebagai negara besar,Indonesia membutuhkan adanya suatu perencanaan ruang yang terkoordinasi dengan baik. Konsep pengembangan wilayah dan penataan ruang yang begitu banyak perlu dipadukan dalam keragaman potensi sosial,fisik,ekonomi dan pengembangan wilayah di Indonesia berasal dari penggabungan berbagai teori yang berkembang dan dirumuskan menjadi suatu pendekatan dengan kondisi kebutuhan pembangunan di Indonesia. Konsep pengembangan wilayah di Indonesia tedapat dari gabungan dasar- dasar pemahaman teoritis dan pengalaman praktis yang menggunakan penerapan yang dinamis serta kebijakan dan strategi penataan ruang yang dilakukan pemerintah dalam upaya mewujudkan tujuan dan sasaran pengembangan wilayah sekaligus mengatasi berbagai permasalahan aktuan pembangunan. Teori menurut Walter Isard pelopor Ilmu wilayah yang mengkaji tentang hubungan sebab-akibat dari faktor-faktor utama pembentuk ruang wilayah yaitu faktor fisik,ekonomi,sosial dan budaya, pembangunan diselenggarakan untuk memenuhi tujuan yang komrehensif dengan mempertimbangkan keserasian antara berbagai sumber daya alam dan sumber daya manusia sebagai bentuk utama yang didukung dalam sistem kelembagaan yang melengkapinya. Kata kunci pengembangan wilayah,pengembangunan wilayah. A. PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan secara umum merupakan suatu kegiatan yang bersifat memperpengkap dan membangun suatu tujuan dengan melakukan perubahan secara maksimal dengan melakukan interaksi penyesuaian konteks wilayah. Pengembangan wilayah adalah suatu kegiatan yang menyeluruh untuk meningkatkan fungsi penataan sosial, lahan,pendidikan,ekonomi budaya dan kesejahteraan masyarakat untuk memajukan daerah yang terpadu dengan menjaga kesenjangan antar wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah. Perkembangan wilayah pada umumnya selalu dihadapkan pada berbagai tuntutan sekaligus implikasi yang menyertai berkembangnya keragaman dari intensitas kegiatan. Hal ini merupakan indikasi dari dinamika pembangunan yang menuntut adanya ketersediaan prasarana atau infrastruktur yang memadai. Indonesia dengan sumber dayanya yang tersebar di berbagai lokasi merupakan modal yang berharga bagi pembangunan nasional terutama pembangunan regional. 2 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR X, JUNI 2019 xx-xx Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan pengembangan wilayah. penelitian Untuk mengetahui tentang pengembangan METODE PENELITIAN Dalam pendekatan penulisan ini berbentuk studi literature yang artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data tersebut berasal dari naskah,catatan lapangan,jurnal,catatan memo,dan dari berbagai sumber di internet. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan wilayah Dalam kajian geografi proses pembangunan dan pengembangan suatu wilayah, tidak dapat terlepas karena geografi yang merupakan ilmu yang mempelajari kaitan antara manusia, ruang ekologi, kawasan dan perubahan-perubahan yang terjadi dan akibat dari kaitan antar berbagai hal Pembangunan merupakan suatu studi yang memperhatikan aspek-aspek Geografi dalam menunjang suatu pembangunan dan pengembangan wilayah. Aspek-aspek dalam pembangunan antara lain Aspek Fisik, Aspek Manusiawi/Sosial, Aspek Biotis, Aspek Abstrak, yang semua aspek tersebut ialah kajian dalam ilmu Geografi yang juga merupakan aspek-aspek yang terkandung dalam kajian Geografi. Pembangunan wilayah dan pengembangan wilayah dilakukan di Indonesia dengan tujuan mencapai keadilan bagi seluruh rakyat di Indonesia hal ini dikatakan masih belum merata karena disebabkan wilayah indonesia yang cukup luas dan pebedaan antara bentang alamnya. Konsep pengembangan wilayah nasional dengan variabel, kriteria serta dimensi yang lebih nyata, perlu dimiliki pengetahuan tentang apa yang dinamakan Struktur Pengembangan Wilayah Nasional, yang memberikan gambaran mengenai 1 penyebaran SWP-SWP pada Wilayah-Nasional, 2 orientasi dan tingkat perkembangan masing-masing SWP, 3 hubungan ketergantungan antar SWP. Tujuan dalam mewujudkan konsep pegembangan wilayah di Indonesia terdiri dari 3 proses utama yaitu a. proses perencanaan tata ruang wilayah RT/RW yang bertujuan agar manusia berinteraksi dengan Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 3 lingkungan yang seimbang untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. b. proses pemanfaatan lingkungan yang bertujuan mewujudkan oprasional rencana tata ruang/ pelaksanaan pembangunan itu sendiri. c. proses pengendalian pemanfaatan ruang yang bertujuan menertibkan terhadap pelalsanaan pembangunan agar tetap sesuai dengan penataan wilayah. Ada beberapa persamaan konsep dari pengembangan wilayah di Indonesia yaitu a. wilayah potensial sebagai pusat pengembangan b. mengutamakan keunggulan kompetitif c. wilayah maju sebagai titik berat pengembangan D. KESIMPULAN Pengembangan wilayah di Indonesia saat ini masih memerlukan perencanaan ruang yang terkoordinasi dengan baik,perencanaan diartikan memutuskan suatu destinasi yang dapat dijangkau setelah menyimak faktor-faktor pembatas dalam menjangkau tujuan itu memilih serta memutuskan langkah-langkah tujuan tersebut. Saran Dengan adanya perencanaan yang baik tentu proses pembangunan akan cocok dengan perencanaan tersebut, agar nantinya destinasi yang telah diputuskan bisa terjangkau dengan sempurna. Daftar Pustaka [1] Tedy Rizkha Heryansyah Des 5, 2017 “Memahami Pembangunan dan Pengembangan Wilayah” [2] Purnomosidhi HS. 1981. Konsepsi Dasar Pengembangan Wilayah di Indosensia. DPU, Jakarta. [3] Tasrif Landoala on Minggu,06 Oktober 2013 “Pengembangan Wilayah” [4] Hariyanto dan Tukidi, 2007. Konsep Pengembangan Wilayah Dan Penataan Ruang Indonesia Di Era Otonomi Daerah. Jurnal Geografi Volume 4 No. 1 Januari 2007 Alamat korespondensi E-mail namaemail 4
contohwilayah fungsional ditunjukkan oleh angka yaitu 1, 2, dan 3; 1, 3, dan 4; 1,4, dan 5; 2,3, dan 4; 3,4, dan 5; Esaay. Pewilayahan formal ditentukan oleh karateristik fisik dan social. Sebutkan contoh kedua karateristik tersebut? Jawab : Syarat fisik dan sosial digunakan untuk mengidentifikasi partisi resmi.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sebelum masuk ke dalam pembangunan ekonomi wilayah tentunya perlu untuk memahami terlebih dahulu apa itu ekonomi wilayah. Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mendalami bagaimana manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dimana ketersediaan ataupun kemampuan setiap orang untuk mendapatkannya terbatas. Ilmu Ekonomi Regional IER atau yang dikenal dengan ilmu ekonomi wilayah ini dapat dijelaskan sebagai suatu cabang dari ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya memiliki unsur perbedaan potensi satu wilayah dengan wilayah yang lain. Dalam ekonomi regional atau ekonomi wilayah ini sering dikaitkan dengan ilmu bumi ekonomi economic geography. Economic geography ini dapat di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang keberadaan suatu kegiatan di suatu tempat atau lokasi serta bagaimana wilayah sekitarnya bereaksi terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi wilayah ini tidak membicarakan kegiatan individu akan tetapi menganalisis suatu wilayah atau sub-wilayah secara keseluruhan dengan melihat berbagai wilayah yang memiliki keberagaman potensi serta bagaimana cara untuk mengatur suatu kebijakan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi seluruh wilayahnya. Selanjutnya untuk pembangunan wilayah adalah fungsi dari potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan tenaga kerja, prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan sebagainya yang ada pada daerah ataupun lingkungan pembangunan secara dalam skala nasional maupun lokal saat ini memiliki kecenderungan pada pendekatan ekonomi makro. Kondisi yang terjadi di Indonesia adalah investasi dan sumber daya lebih banyak masuk di wilayah perkotaan sementara untuk wilayah bagian seperti perdesaan terdampak akan terkurasnya sumber daya secara berlebihan. Peristiwa inilah yang banyak terjadi dan menyebabkan terjadinya ketimpangan pembangunan antar wilayah di Indonesia. Pembangunan wilayah yang ideal ialah pembangunan yang seimbang antar wilayahnya baik itu perkotaan maupun sub bagian perkotaan atau perdesaan. Konsep pembangunan wilayah dimuat dalam UU Tahun 2004 yang memiliki tujuan sebagai upaya menanggulangi ketimpangan dan ketidakadilan pembangunan antar wilayah beserta yang ada di dalamnya yaitu ketidakseimbangan kewenangan dan keuangan antar pusat dan daerah tersebut. Optimalnya bahwa pembangunan wilayah yang seimbang dapat diartikan sebagai sebuah pertumbuhan yang merata dari wilayah yang berbeda dengan tujuan untuk meningkatkan pengembangan kapabilitas dan kebutuhan mereka. Dari pernyataan tersebut juga menjelaskan bahwa tidak semua wilayah harus memiliki perkembangan tingkat ekonomi, industrialisasi, ataupun mempunyai kebutuhan yang sama akan pembangunan wilayahnya. Keseimbangan antar wilayah menjadi poin penting karena keterhubungan yang bersifat simetris ini dapat membantu menekan perbedaan antar wilayah dan diharapkan mampu memperkuat pembangunan ekonomi wilayah secara merata dan menyeluruh. Terkait pembangunan berimbang ini secara lebih detailnya dapat diartikan sebagai keseimbangan antara berbagai industri barang konsumen, antara barang konsumen dengan industri barang modal. Secara singkatnya pembangunan berimbang atau balance growth ini mewajibkan adanya pembangunan yang terjadi secara serentak dan selaras dari berbagai sektor ekonomi sehingga semua sektor dapat tumbuh dan berkembang secara bersamaan. Pembangunan seimbang tentunya memiliki tujuan untuk menjaga proses pembangunan agar tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam prosesnya. Berbagai hambatan yang kemungkinan dapat terjadi yaitu dalam memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi, serta fasilitas untuk distribusi hasil produksi ke pasar. Dan dalam memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan yang akan diproduksi. Pelaksanaan pembangunan ekonomi di Indonesia menjadi suatu hal yang mendesak untuk diperhatikan. Hal tersebut diperlukan untuk mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan pembangunan ekonomi. Untuk keberhasilan ekonomi berdasarkan konsep pembangunan seimbang tentunya Indonesia membutuhkan konsep dan strategi yang berlanjut untuk ke depannya. Pembahasan kali ini juga mempertimbangkan konsep dari pembangunan berkelanjutan yang juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pada intinya pembangunan yang berkelanjutan bertujuan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi masa kini maupun masa mendatang. Jika digabungkan kedua konsep pembangunan ini akan membantu pertumbuhan dan perkembangan ekonomi wilayah yang ada di Indonesia. Bagaimana konsep pembangunan berimbang antar wilayah yang memfokuskan pada potensi wilayah dan konsep pembangunan berkelanjutan yang memfokuskan pada pemerataan hasil masa kini hingga masa strategi pembangunan berkelanjutan yang dapat diterapkan dengan memperhatikan empat komponen penting yaitu pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang. Strategi pembangunan berkelanjutan ini dapat menunjang pertumbuhan ekonomi wilayah antara lain, pembangunan yang menjamin pemerataan dan keadilan sosial, pembangunan yang menghargai keanekaragaman, pembangunan yang menggunakan pendekatan integratif, dan pembangunan yang meminta perspektif jangka kondisi pembangunan ekonomi Indonesia dikatakan mendesak. Berdasarkan informasi Wakil Menteri Keuangan Wamenkeu Suahasil Nazara mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2022 cukup impresif berada di angka 5,4 persen, kemudian diimbangi dengan stabilitas nilai tukar rupiah yang cukup baik. Selain itu perekonomian krisis dapat dilihat dari pertumbuhan produk domestik bruto PDB. Dimana komponen yang sangat berpengaruh ialah pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga. Kedua pengeluaran tersebut menurun karena adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai upaya pemulihan perekonomian saat ini. Maka dari itu, pemerintahan menciptakan kebijakan dalam berbagai aspek untuk memajukan perekonomian Indonesia. Seluruh kebijakan yang telah dirancang oleh pemerintah tentunya bertujuan untuk menghasilkan pendapatan pada PDB kembali seperti awal mulanya dan mengalami peningkatan, serta Indonesia mengalami inflasi kembali dan tingkat pengangguran di Indonesia berkurang. Sehingga dapat disimpulkan perekonomian di Indonesia berdasarkan informasi di atas saat ini sudah semakin membaik dikarenakan adanya rancangan kebijakan yang dilakukan oleh dilihat berdasarkan kondisi perekonomian Indonesia saat ini, dapat diartikan secara garis besar Indonesia mulai mengalami peningkatan perekonomian setelah dilanda krisis beberapa waktu yang lalu dikarenakan kondisi global yang juga tidak stabil. Untuk memfokuskan pertumbuhan dan peningkatan ekonomi setiap wilayah yang ada di Indonesia tentunya dibutuhkan seluruh partisipasi masyarakat maupun pemerintah. Dengan mulai menerapkan konsep pembangunan wilayah yang berdasarkan konsep pembangunan berimbang yang memaksimalkan potensi wilayah secara merata dan menyeluruh. Dilanjutkan dengan menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan untuk mempertahankan hasil dan potensi yang dimiliki setiap wilayah untuk mendorong perkembangan ekonomi di masa mendatang. Hal yang perlu diperhatikan untuk keberlangsungan dan keberhasilan penerapan konsep pembangunan ekonomi ini adalah kesadaran masyarakat dan pemerintah akan pentingnya memperbaiki perekonomian mulai dari daerah/wilayah sehingga ketika pengembangan ekonomi wilayah sudah berjalan dengan baik maka secara tidak langsung akan memberikan respons positif untuk Indonesia sendiri. Karena terjadinya pemerataan secara menyeluruh pada setiap wilayah di Indonesia dan memberikan respons positif terhadap pengembangan ekonomi wilayahnya. DAFTAR PUSTAKAAldy, Rochmat. "Artikel PEMBANGUNAN INDONESIA MASA KINI," 2009. Aos. "Pembangunan Wilayah Secara Berimbang." Jurnal Kybernan 3, no. 1 2012 "Strategi Pembangunan Berkelanjutan." Prosiding Seminar STIAMI 3, no. 1 2016 46-56. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
KonsepWilayah & Perwilayahan - Pada dasarnya bidang ilmu Geografi ini mempelajari mengenai berbagai komponen pada fisik muka di bumi. Contohnya seperti mahluk hidup yaitu mulai dari hewan, tumbuhan, juga manusia yang ada di muka bumi ini. Dan ditinjau dari persamaan dan juga perbedaan dalam perspektif dari keruangan yang terbentuk akibat
c. Konsep-Konsep Pembangunan Wilayah Ada berbagai konsep pembangunan wilayah yang berkembang dan diterapkan diIndonesia. Menurut Bappenas, konsep-konsep itu antara lain sebagai Konsep pengembangan wilayah berbasis karakter sumber daya dengan berbagai pendekatan, di antaranya sebagai berikut. a Pengembangan wilayah berbasis sumber daya dengan pilihan strategi berdasarkan pada sumber daya manusia, surplus sumber daya alam, sumber daya modal dan manajemen, atau seni budaya dan keindahan alam. b Pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan yang menekankan pada pilihan komoditas unggulan suatu wilayah sebagai motor penggerak pembangunan. c Pengembangan wilayah berbasis efisiensi yang menekankan pengembangan wilayah melalui pembangunan bidang ekonomi dengan porsi yang lebih besar daripada pembangunan bidang-bidang yang lain. d Pengembangan wilayah berbasis pelaku pembangunan yang menekankan peranan setiap pelaku pembangunan, yakni kelompok usaha kecil/rumah tangga, lembaga sosial, lembaga keuangan, koperasi, dan Konsep pengembangan wilayah berbasis penataan ruang yang diimplementasikan dalam bentuk penyusunan penataan ruang nasional yang diperinci dalam wilayah provinsi dan kabupaten. Konsep pengembangan wilayah berbasis penataan ruang, membagi wilayah atas dasar pusat pertumbuhan, integrasi fungsional dan Konsep pengembangan wilayah terpadu yang menekankan kerja sama antarsektor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di daerah-daerah Konsep pengembangan wilayah berdasarkan klaster gugus. Konsep ini mengacu pada konsentrasi dari suatu kelompok kerja sama bisnis atau unit-unit usaha dan lembaga-lembaga, yang bersaing, bekerja sama, dan saling bergantung satu sama lain, terkonsentrasi dalam satu wilayah tertentu, dalam bidang aspek unggulan Faktor Penentu Pembangunan Wilayah Menurut Blakely, ada empat faktor penentu perkembangan kemajuanpembangunan suatu wilayah, yakni sebagai Besarnya kesempatan kerja yang ada di daerah tersebut. Hal ini berkaitan juga dengan kualitas tenaga kerja yang memungkinkan akses lokasi yang baik bagi perusahaan untuk melakukan usaha di daerah Basis pembangunan daerah. Hal ini berkaitan dengan adanya pengembangan institusi ekonomi yang baik yang mampu mendorong peningkatan hasrat berusaha bagi kalangan dunia Aset lokasi berupa keunggulan kompetitif daerah atas dasar kualitas Sumber daya pengetahuan sebagai dasar pendorong perekonomian knowledge base development. Ada beberapa faktor geografi yang digunakan untuk mempertimbangkanpembangunan wilayah. Faktor-faktor itu adalah sebagai Faktor topografi di mana kondisi topografi memengaruhi strategi pembangunanyang terjadi di suatu Faktor klimatologi yang memengaruhi kondisi alam dan budaya di suatu Faktor hidrografi sebagai sistem penunjang kehidupan selain itu dapat digunakan untuk pembangkit listrik, pertanian serta sarana Faktor sumber daya hayati yang mampu menunjang pengembangan dan pertumbuhan suatu Faktor demografi atau sumber daya Aspek Utama Pembangunan Wilayah Menurut Hoover dan Giarratani, profesor ekonomi Amerika Serikat, ada tigaaspek utama pembangunan wilayah. Ketiga aspek utama itu adalah sebagai Pada dasarnya, terdapat fakta bahwa faktor-faktor produksi, seperti bahan dasar, biaya transportasi, pasar dan lainnya tidak dapat berpindah secara bebas karena faktor-faktor produksi itu bersifat lokasional. Hal inilah yang membuat suatu wilayah memiliki keunikan yang menjadi keunggulan Pada dasarnya, setiap kegiatan usaha cenderung melakukan pemusatan kegiatan ekonomi secara spacial aglomerasi di suatu lokasi tertentu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya Pada dasarnya, distribusi barang dan jasa antarwilayah juga tidak mungkin terjadi secara sempurna imperfect mobility of good and services karena besarnya biaya transportasi perlu Pentingnya Daya Dukung Wilayah untuk perencanaan pengembangan Wilayah Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009 tentangPedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan RuangWilayah, daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untukmendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Daya dukungwilayah carrying capacity didefinisikan sebagai populasi terbesar species tertentuyang dapat hidup di daerah yang ditentukan tanpa merusak ekosistem yangmenopangnya secara permanen. Secara sederhana, daya dukung dapat dipahamisebagai daya tampung maksimum lingkungan untuk diberdayakan oleh manusia. Daripernyataan ini, ada dua variabel yang perlu kita perhatikan. Kedua variabel itu adalahpotensi lahan yang tersedia dan jumlah penduduk. Jumlah penduduk akan terusmeningkat, sedangkan potensi sumber daya lahan sifatnya terbatas. Menurut Ida Bagus Mantra 1986 dalam Moniaga, penurunan daya dukunglahan dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang terus meningkat. Model yang dapatmenerangkan mengenai daya dukung wilayah adalah model pertumbuhan logistik. Diawal pertumbuhan wilayah, pertumbuhan populasi terus meningkat modelpertumbuhan eksponensial hingga di satu titik ketika sumber daya tidak dapatmemenuhi kebutuhan, pertumbuhan populasi melambat atau bahkan berhenti. Titik inimenggambarkan tingkat daya dukung suatu wilayah. Kaitan antara populasi dan jumlah sumber daya dianalisis dalam analisis dayadukung. Hasil analisis daya dukung akan menyangkut masalah kemampuan dayadukung suatu wilayah dalam mendukung semua aktivitas masyarakat dan rencanapengembangan wilayah itu. Seiring perkembangan, daya dukung wilayah tidak hanyamengenai jumlah sumber daya, tetapi juga kemampuan untuk mendukungpenyelenggaraan hak asasi yang sama untuk semua manusia, keberagaman budaya danbiodiversivitas yang terjaga serta perkembangan intelektual, kreativitas seni danteknologi. Ada beberapa manfaat analisis daya dukung lahan bagi perencanaanpengembangan wilayah, di antaranya sebagai Mengetahui sejauh mana suatu wilayah masih mampu mendukung perkembangan aktivitas kegiatan yang dibutuhkan oleh penduduk dengan melihat pertumbuhan penduduk di wilayah Memberikan informasi kepada para perencana atau pihak lain yang akan mengembangkan potensi wilayah tersebut, terutama ketika daya dukung wilayah itu sudah tidak Menjadi alat untuk menyosialisasikan dan mengembangkan tingkat kesadaran berbagai pihak tentang perlunya menjaga kelestarian Daya Dukung Lahan pertanianDaya dukung lahan pertanian adalah kemampuan lahan untuk menghasilkantanaman pangan agar manusia dapat hidup layak. Menurut Odum, dkk., konsepdaya dukung lahan pertanian dipengaruhi oleh kondisi sosial dan kondisi fisiksuatu wilayah. Kondisi sosial mencakup jumlah penduduk dan kebutuhan fisikminimum kebutuhan pangan per kapita per tahun. Sementara itu, kondisi fisikwilayah mencakup luas lahan panen dan produktivitas lahan. Menurut Moniaga,analisis daya dukung lahan pertanian dapat digunakan untuk mengetahui dayadukung lahan terhadap kebutuhan kalori penduduk. Analisis daya dukung lahanpertanian juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu wilayahmerupakan wilayah swasembada pangan didasarkan pada kebutuhan kaloripenduduk. Untuk menghitung daya dukung lahan pertanian, rumus berikut dapatdigunakan. ï´= / / ï´ = daya dukung lahan pertanianLp = luas lahan panen haPd = jumlah penduduk jiwaKFM = kebutuhan fisik minimum kg/kapita/tahunPr = produksi lahan rats-rats per hektar kg/haBerdasarkan rumusan ini, daya dukung lahan pertanian dapat dikelompokkandalam tiga klasifikasi Jika nilai ï´ > 1,daya dukung lahan pertaniannya tinggi. Nilai ini menjadiindikator bahwa hasil produksi padi pada satuan lahan dapat mencukupikebutuhan pangan Jika nilai ï´ = 1, daya dukung lahan pertaniannya optimal. Nilai ini menjadiindikator bahwa terjadi keseimbangan antara kebutuhan pangan penduduk dankemampuan wilayah dalam memproduksi Jika nilai ï´ 1, daya dukung lahan permukimannya tinggi. Nilai ini menjadi indikator bahwa wilayah itu memiliki kemampuan untuk menampung penduduk Jika DDPm = 1, daya dukung wilayah untuk pemukiman optimal. Nilai ini menjadi indikator bahwa terjadi keseimbangan antara kebutuhan untuk bermukim dan kemampuan wilayah untuk menampung penduduk Jika DDPm 1, potensi ekonomi wilayah mampu mendukung kebutuhan dan konsumsi Jika nilai DDE= 1, potensi ekonomi wilayah seimbang dengan kebutuhan dan konsumsi Jika nilai DDE 1, ekosistem di wilayah itu mampu mendukung penduduk yang berdiam di dalamnya ecological debt. Ekosistem di wilayah itu mengalami Jika nilai DDE < 1, ekosistem di wilayah itu tidak mampu mendukung penduduk yang berdiam di dalamnya ecological deficit. Ekosistem di wilayah itu mengalami overshoot kelebihan beban di mana jejak ekologis mengalami perhatikan soal suatu wilayah sebesar 0,128. Adapun jejak ekologisnya sebesar 0, daya dukung ekologis wilayah tersebut?JawabDDE = DDE = 0,128 0,12DDE = 1,07Ini berarti daya dukung ekologis wilayah tersebut cukup baik. Ekosistem diwilayah itu mampu mendukung penduduk yang berdiam di dalamnya ecologicaldebt. Ekosistem di wilayah itu mengalami Tujuan Pembangunan Wilayah Pembangunan Negara Republik Indonesia diperlukan untuk mewujudkan cita-citanasional seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu berkehidupan kebangsaan yang bebas, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Adapun tujuan pembangunan wilayah menurut Bagdja Muljarijadi, seorang ahli Perencanaan Pembangunan, antara lain sebagai berikut. 1 Membentuk "institusi" baru yang mendukung perekonomian daerah. 2 Mengembangkan industri alternatif. 3 Meningkatkan kapasitas pekerja untuk menghasilkan produk yang lebih baik. 4 Mencari pasar yang lebih luas. 5 Ada transfer teknologi. 6 Membuka peluang investasi bagi para pengusaha. Sementara itu, menurut Nugroho dan Dahuri, tujuan pelaksanaan pembangunan wilayah antara lain sebagai berikut. 1 Memberi perlindungan sosial dan ekonomi bagi keadaan sebagai akibat dan kemiskinan dan ketimpangan serta sumber daya alam yang mengalami tekanan. 2 Menyediakan media bagi beroperasinya mekanisme pasar secara efisien dan adil serta memperbaiki kualitas aliran beragam sumber daya secara berkelanjutan sustainable. 3 Menyediakan perangkat bagi aspek perencanaan pembangunan. 4 Membangun sistem kelembagaan untuk memperbaiki dan menyempurnakan Wilayah Pembangunan di Indonesia Menurut Rancangan Awal RPJMN rencana pembangunan jangka menengah nasional 2015-2019, isu utama pembangunan wilayah nasional adalah masih besarnya kesenjangan antarwilayah, khususnya kesenjangan pembangunan antara kawasan barat Indonesia KBI dan kawasan timur Indonesia KTI. Itulah sebabnya arah kebijakan utama pembangunan wilayah nasional difokuskan untuk mempercepat pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah. Terdapat tujuh wilayah pembangunan di Indonesia. Pengembangan ketujuh wilayah itu didasarkan pada potensi dan keunggulan daerah, serta lokasi geografis yang strategis di setiap wilayah. Adapun tema pengembangan wilayah di setiap wilayah adalah sebagai berikut. I Pembangunan Wilayah Pulau Sumatera sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan internasional dan lumbung energi nasional, diarahkan untuk pengembangan hilirisasi komoditas batu bara, serta industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, timah, bauksit, dan kaolin. II Pembangunan Wilayah Pulau Jawa-Bali sebagai lumbung pangan nasional dan pendorong sektor industri dan jasa nasional dengan pengembangan industri makanan-minuman, tekstil, otomotif, alat utama sistem pertahanan alutsista, telematika, kimia, alumina dan besi baja; salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia dengan pengembangan ekonomi kreatif; serta percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim kelautan melalui pengembangan industri perkapalan dan pariwisata bahari. III Pembangunan Wilayah Pulau Kalimantan sebagai salah satu paru-parudunia dengan mempertahankan luasan hutan Kalimantan; dan lumbung energi nasional dengan pengembangan hilirisasi komoditas batu bara; serta pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, bauksit, bijih besi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa, serta pengembangan food estate usaha budi daya tanaman skala luas yang dilakukan dengan konsep pertanian sebagai sistem industrial yang berbasis iptek, modal, serta organisasi dan manajemen modern. IV Pembangunan Wilayah Pulau Sulawesi sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan internasional dan pintu gerbang kawasan timur Indonesia dengan pengembangan industri berbasis logistik; serta lumbung pangan nasional dengan pengembangan industri berbasis kakao, padi, jagung; dan pengembangan industri berbasis rotan, aspal, nikel, dan biji besi; serta percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim kelautan melalui pengembangan industri perikanan dan pariwisata bahari. V Pembangunan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara sebagai pintu gerbang pariwisata ekologis melalui pengembangan industri meeting, incentive, convention, exhibition MICE; penopang pangan nasional dengan percepatan pembangunan perekonomian berbasis maritim kelautan melalui pengembangan industri perikanan, garam, dan rumput laut; pengembangan industri berbasis peternakan terutama sapi, jagung; serta pengembangan industri mangan, dan tembaga. VI Pembangunan Wilayah Kepulauan Maluku sebagai produsen makanan laut dan lumbung ikan nasional dengan percepatan pembangunan perekonomian berbasis maritim kelautan melalui pengembangan industri berbasis komoditas perikanan; serta pengembangan industri pengolahan berbasis nikel, dan tembaga. VII Pembangunan Wilayah Pulau Papua sebagai lumbung pangan melalui pengembangan industri berbasis komoditas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, sagu, ubi, sayur dan buah-buahan, serta pengembangan peternakan dan tanaman non-pangan, seperti tebu, karet, dan kelapa sawit; percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim kelautan melalui pengembangan pariwisata bahari; serta lumbung energi di kawasan timur Indonesia melalui pengembangan minyak, gas bumi, dan Wilayah perkembangan di Indonesia berdasarkan tema pengembangan di masing-masing Pembangunan Wilayah Berkelanjutan Pada tahun 1987, Komisi Lingkungan dan Pembangunan Dunia The World Commission on Environment and Development [WCED] memperkenalkan istilah "pembangunan berkelanjutan sustainable development." Komisi ini menyadari bahwa masalah lingkungan tidak dapat dipisahkan dari masalah lain, seperti kemiskinan dan disintegrasi sosial. Komisi ini menganggap pembangunan berkelanjutan sebagai pilihan untuk meminimalkan risiko penciptaan masalah baru atau memperburuk masalah yang sudah ada. pembangunan berkelanjutan diasumsikan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini, tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri" WCED, 1987. Pada tahun 1993, Mohan Munasinghe membahas tiga pendekatan terhadap pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan membutuhkan analisis yang seimbang dan terpadu dari tiga perspektif utama, yakni perspektif sosial, ekonomi, dan lingkungan ekologi. Perhatikan gambar Segitiga perpaduan perspektif sosial, ekonomi, dan lingkungan menurut Mohan Munasinghe. Perspektif ekonomi diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, terutama melalui peningkatan konsumsi barang dan jasa. Perspektif lingkungan fokus pada perlindungan integritas dan ketahanan sistem ekologis. Domain sosial menekankan pengayaan hubungan antarmanusia dan pencapaian aspirasi individu dan kelompok. Terkait dengan pembangunan berkelanjutan, menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Pada September 2015, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Sustainable Development Goals/ SDG dengan melibatkan 194 negara anggota PBB, komunitas sipil dan pelaku ekonomi di seluruh dunia. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG adalah program 15 tahun sejak 2015 hingga 2030 sebagai usaha untuk menjawab permasalahan global dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini merupakan lanjutan dari Tujuan Pembangunan Milenium Millenium Development Goals / MDG yang diselenggarakan tahun2000 hingga 2015. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terdiri dari tujuh belas tujuan Tanpa kemiskinan dengan cara mengentaskan segala bentuk kemiskinan di semua Tanpa kelaparan dengan cara mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi serta menggalakkan pertanian yang Kehidupan sehat dan sejahtera dengan cara menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua Pendidikan berkualitas dengan cara mendorong kesempatan belajar seumur hidup untuk semua orang serta memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan Kesetaraan gender dengan cara mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan Pengadaan air bersih dan sanitasi layak untuk Energi bersih dan terjangkau dengan cara memastikan akses pada energi terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi dengan cara mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif serta menjamin adanya lapangan pekerjaan yang layak untuk Membangun infrastruktur yang kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan, serta mendorong terciptanya Mengurangi kesenjangan di antara Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan Memastikan pola konsumsi dan produksi yang Mengambil kebijakan serta langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan Perlindungan ekosistem laut melakukan optimalisasi penggunaan samudera, laut, dan sumber daya kelautan secara Pengelolaan ekosistem darat dengan cara mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi lahan yang rusak serta menghentikan kepunahan keanekaragaman Mencapai perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh dengan cara mendorong masyarakat adil, damai, dan Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 59 Tahun 2017tentang pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk hal-hal Menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara Menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat3 Menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Konferensi Nasional Pembangunan Berkelanjutan KNPB atauIndonesian Summit of Sustainable Development ISSD yang dilaksanakan diYogyakarta tahun 2004 menghasilkan kesepakatan nasional pembangunanberkelanjutan Penegakan komitmen bagi pembangunan yang berkelanjutan melalui penerapan tiga pilar, yaitu pembangunan ekonomi, sosial, dan perlindungan Pengentasan kemiskinan, perubahan pola produksi dan konsumsi, serta pelestarian Peningkatan kemandirian Penegasan jaminan keragaman sumber daya dan budaya sebagai modal pembangunan dan perekat Penegasan komitmen untuk meneruskan proses Penyelenggaraan "good governance" pengelolaan sumber daya alam, pola produksi, dan konsumsi serta pengembangan kelembagaan yang merupakan dimensi keberhasilan pembangunan yang Perwujudan sumber daya manusia yang terdidik dan cerdas serta memiliki integritas Pengintegrasian pembangunan berkelanjutan dalam strategi dan program pembangunan Pencapaian rencana pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang harus bermanfaat bagi seluruh masyarakat, khususnya kelompok perempuan, pemuda, anak-anak, dan kaum rentan. Pembangunan wilayah tentu saja perlu diterapkan dalam kontekspembangunan berkelanjutan. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan,dimensi keruangan merupakan hal yang penting. Ini terlihat dari hal-hal Fenomena lokal memiliki dampak global. Misalnya, pengalihfungsian habitat alam menjadi lahan pertanian sangat memengaruhi fungsi dan struktur ekosistem. Hal ini dapat mengurangi ketahanan ekosistem dan memengaruhi siklus geokimia. Dampaknya, kegiatan ini berkontribusi pada pemanasan Tren global menimbulkan dampak lokal. Misalnya, perubahan iklim global, pada gilirannya, memiliki konsekuensi lokal dalam hal erosi tanah, sedimentasi hilir, banjir dan salinisasi. Tampak bahwa ada hubungan antara fenomena lokal di suatu wilayah danfenomena global. Hal ini menunjukkan konsep pembangunan berkelanjutan jugahendaknya diterapkan dalam pembangunan wilayah. Konsep ini mengacu padaintegrasi prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam praktik pembangunanwilayah.
masyarakat tidak terkecuali pengurangan angka kemiskinan, dan juga hambatan pembangunan daerah dapat teratasi dalam rangka meraih tujuan dari pembangunan. Berikut adalah 7 hal penting dalam pembangunan yang dapat berpengaruh terhadap pengembangan wilayah menurut Friedman dan Alonso (2008) : Sumber: Zen dalam Alkadri, Tahun 2001 Gambar 2.1
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pembangunan daerah secara umum disebut sebagai pembangunan ekonomi daerah dalam konteks ekonomi makro, misalnya pembangunan ekonomi daerah, provinsi, dan kabupaten. Dalam konteks operasional pembangunan, dimensi wilayah yang terkait dengan kegiatan pembangunan yang dilakukan pada sektor-sektor tertentu adalah sektor pembangunan. Konsep wilayah dapat diklasifikasikan menjadi wilayah homogen, wilayah fungsional dan wilayah perencanaan. Wilayah homogen adalah wilayah yang dicirikan oleh adanya faktor-faktor dominan yang homogen pada suatu wilayah tertentu. Wilayah fungsional diklasifikasikan berdasarkan fungsinya yang memiliki keterkaitan, ketergantungan dan saling berinteraksi satu sama lain dan tidak terpisahkan dalam kesatuan. Adapun konsep wilayah perencanaan adalah wilayah yang dibatasi berdasarkan sifat-sifat tertentu pada wilayah tersebut, yang bisa bersifat alamiah maupun non alamiah, sehingga pembangunan di wilayah tersebut perlu dilaksanakan dalam kesatuan wilayah perencanaan. Pembangunan yang memperhatikan hal-hal yang demikian dikenal dengan istilah pembangunan berdimensi wilayah, yang berdasarkan perundangan dan peraturan yang berlaku, konsep wilayah tersebut dapat diaplikasikan dalam bentuk kawasan. Menurut Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, UU 26/2007 wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap uunan ekonomi yang dibagi kedalam tujuh kawasan yaitu yang pertama kawasan peruntukan hutan produksi, kedua kawasan peruntukan pertanian ketiga kawasan peruntukan pertambangan, keempat kawasan peruntukan permukiman, kelima kawasan peruntukan industry, ke enam kawasan peruntukan pariwisata, dan ketujuh kawasan peruntukan perdagangan dan jasa. Dalam konsep tersebut pembangunan pertanian ditempatkan pada kawasan peruntukan pertanian. Tulisan ini mengungkapkan konsep-konsep pembangunan pertanian berbasis wilayah. Tiga aspek yang diungkapkan meliputi dasar teori yang menjadi landasan pembangunan berbasis wilayah, konsep operasional pembangunan berbasis wilayah yang diterapkan di Indonesia, dan implementasi pembangunan berbasis wilayah pada sektor konsep pembangunan berdimensi wilayah telah berkembang dan diterapkan di Indonesia. Menurut Bappenas 2006 berbagai konsep pengembangan wilayah yang pernah diterapkan diantaranya adalah 1 Konsep pengembangan wilayah berbasis karakter sumber daya; 2 konsep pengembangan wilayah berbasis penataan ruang; 3 konsep pengembangan wilayah terpadu. Konsep ini menekankan kerjasama antarsektor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di daerah-daerah tertinggal; 4 konsep pengembangan wilayah berdasarkan klaster. Konsep ini terfokus pada keterkaitan dan ketergantungan antara pelaku dalam jaringan kerja produksi sampai jasa pelayanan, dan upaya-upaya inovasi pengembangannya. Klaster yang berhasil adalah klaster yang terspesialisasi, memiliki daya saing dan keunggulan komparatif, dan berorientasi Pertumbuhan berkembang mulai dasawarsa pertama pertengahan abad ke-20 yang diawali muncul teori-teori yang menyatakan pentingnya peranan pusat-pusat pertumbuhan atau pembangunan, diantaranya adalah teori kutub pertumbuhan growth pole theory yang dikemukakan oleh Francois Perroux, teori kutub pertumbuhan yang terlokalisasi localized development pole theory yang dikemukakan oleh Boudeville, serta teori titik pertumbuhan growth point theory yang dikemukakan oleh Albert Hirschman. Menurut teoritori tersebut, peranan kutub pertumbuhan dalam pengembangan wilayah adalah sebagai penggerak utama atau lokomotif pertumbuhan, yang selanjutnya menyebarkan hasil-hasil pembangunan dan dampak pertumbuhan ke wilayah pengaruhnya. Dalam hubungan dengan penyebaran dampak pertumbuhan ke wilayah di sekitarnya, Albert Hirschman telah memperkenalkan istilah trickling down effect atau dampak tetesan ke bawah. Melalui konsep ini, pembangunan wilayah dilancarkan melalui pusat-pusat pertumbuhan yang pada umumnya merupakan kota-kota besar. Peranan investasi skala besar sebagai external force sangat dibutuhkan untuk mengembangkan sektor industri, perbankan dan keuangan, properti, dan lainnya. Infrastruktur dan utilitas perkotaan yang lengkap mendorong mengalirnya Penanaman Modal Asing PMA maupun Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN yang digerakkan secara sentralistik oleh perusahaan-perusahaan korporasi skala besar. Beberapa penerapan konsep ini di Indonesia adalah pengembangan KAPET, Kawasan Andalan, dan sebagainya. a lindung atau budi daya. Kegiatan pembangunan ekonomi bertumpu pada kawasan budidaya. Selain itu terdapat undang-undang terkait lainya seperti UU 17/2003 tentang Keuangan Negara, UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Keempat undang-undang tersebut memiliki kesamaan visi pembangunan nasional, yaitu 1 berlandaskan pada azas ekonomis, efisien, efektif dan transparan; 2 berbasis kinerja yang berorientasi outcome; 3 berhorizon pengeluaran jangka menengah; 4 berdimensi wilayah; 5 dilaksanakan dalam kerangka otonomi daerah; 6 dirancang dengan mengakomodasi pendekatan politik, top-down policy dan bottom-up planning; dan 7 disusun secara teknokratis dan berbasis pada penataan ruang. Dalam konsep tata ruang dan wilayah kawasan budidaya merupakan basis kegiatan pembangenataan ruang spasial merupakan konsep pembangunan wilayah dengan menggunakan pendekatan penataan ruang wilayah. Di Indonesia, pendekatan ini diimplementasikan dalam bentuk penataan ruang nasional yang terbagi atas provinsi dan kabupaten. Konsep pengembangan wilayah berdasarkan penataan ruang membagi wilayah menjadi 1 kutub pertumbuhan; 2 fungsi terintegrasi; 3 desentKonsep integrasi fungsional adalah pendekatan alternatif yang mendukung integrasi yang sengaja dibuat di pusat-pusat pertumbuhan yang berbeda karena koKonsep pembangunan wilayah berdasarkan pnsur terkait, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek adminrarki. Konsep central periphery yang terintegrasi secara fungsional sehingga terdapat keterkaitan yang erat antara hulu dan hilir suatu proses produksi merupakan evolusi dari konsep ini. Sementara itu, konsep desentralisasi merupakan pendekatan yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam penerapan konsep pusat pertumbuhan. Perkembangan kutub pertumbuhan dapat menyebabkan efek hulu yang merugikan di pinggiran. Pendekatan desentralisasi bertujuan untuk membendung aliran modal dan sumber daya dan atau aspek fungsional. Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utamralisasi. Ketiga faktor tersebut menjadi dasar pengembangan wilayah berdasarkan perencanaan tata guna saling melengkapi. Konsep ini mengasumsikan bahwa suatu wilayah memiliki hie Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
WzZN09b. r7lzm3ttr7.pages.dev/132r7lzm3ttr7.pages.dev/305r7lzm3ttr7.pages.dev/346r7lzm3ttr7.pages.dev/256r7lzm3ttr7.pages.dev/9r7lzm3ttr7.pages.dev/165r7lzm3ttr7.pages.dev/219r7lzm3ttr7.pages.dev/361r7lzm3ttr7.pages.dev/71
konsep konsep pembangunan wilayah ditunjukkan angka