Untuk sahabatku yang baik hatinya, Untuk sahabatku yang kusayangi, Untuk sahabatku, Aku selalu berharap di sini. Agar kau tak lupa ada aku di sini. Yang selalu berharap balasan rindu darimu. Yang kunanti hanya dirimu seorang . Walau jauh seberang sana. Tanpa wajah yang saling pandang. Kau tetap terasa sakit. Karena kau sealu kupeluk dalam malam

Puisi Istrahatlah Dengan Damai Oleh: Den Fyr Sobat, tanpa kusadari. Ternyata engkau telah berada di penghujung waktu. Tiada kukira permintaan maafmu kemarin. Adalah sapaan terakhirmu untukku. Dadaku terhenyak, tak sempat tuk menangis. Aku masih tak percaya engkau telah pergi. Memang benar. Sisa usia adalah rahasia Sang Pencipta.

Puisi Untuk Sahabat Yang telah tiada : Keabadian. Pergilah, bersama berlalunya mentari, Meski surya kan balik lagi, Namun kau tetap tertinggal disana, Dan aku menantimu di pagi hari, Lagi, dan lagi. Teman, ternyata kau tlah sampai, Sehingga air mata mengalir derai, Padahal banyak kenangan yang ingin kuurai, Bersamamu sembari menikmati pantai.

Semua lindap. Seorang teman pulang. Tak ada yang kekal, kecuali kenangan, dan tetek bengek tentang hal ihwal yang berkaitan dengan ingatan. Jiwa larut dalam lapis keabadian. Kata-kata hanyut dalam misteri kematian. Tentu, kamu tak lagi bisa mengingat. Bahkan mulutmu beku. Mimpi pun tak lagi tersisa. Hidup memang serupa arloji.

Puisi Tentang Sahabat. Puisi 1: Kenanganku di Sekolah Tercinta. Hari demi hari cepat berganti diiringi mentari. Pagi hari yang cepat menjadi saksi diriku semangat sekolah. Siang hari yang terik menjadi teman dalam perjalanan. Memetik bunga-bunga ilmu yang sedang merekah. Penuh semangat menggandeng tangan kawan seperjuangan.

Meski bajak dan luku hanya seni di museum yang bisu. Ketika bajak dan luku di museumkan, Mereka bukan hanya benda mati, tetapi warisan hidup. Jeritan petani, seakan masih bergema, Di antara senyap museum, di antara ingatan yang hidup. "Jeritan Tanah: Nasehat untuk Negeri" Jeritan tanah terdengar menggema, Menebarkan kesedihan dan kemarahan,
Foto: Unplash/Samuel Ramos. Ini dia kumpulan puisi untuk sahabat yang meninggal dunia. Dikutip dari buku yang berjudul Antologi Puisi Sahabat Berkisah, Farras Alifia Rahman dkk, (2020:12-13, 30-32, 33,34), dan buku Puisi untuk Diri Sendiri, Taufik Hidayat, (2016:11-12). 1. Rindu Sahabat. Oleh: Euis Julaeha. 2.
TPjq.
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/344
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/1
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/246
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/283
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/232
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/354
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/255
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/296
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/13
  • puisi buat sahabat yang meninggal