Puisi Istrahatlah Dengan Damai Oleh: Den Fyr Sobat, tanpa kusadari. Ternyata engkau telah berada di penghujung waktu. Tiada kukira permintaan maafmu kemarin. Adalah sapaan terakhirmu untukku. Dadaku terhenyak, tak sempat tuk menangis. Aku masih tak percaya engkau telah pergi. Memang benar. Sisa usia adalah rahasia Sang Pencipta.
Puisi Untuk Sahabat Yang telah tiada : Keabadian. Pergilah, bersama berlalunya mentari, Meski surya kan balik lagi, Namun kau tetap tertinggal disana, Dan aku menantimu di pagi hari, Lagi, dan lagi. Teman, ternyata kau tlah sampai, Sehingga air mata mengalir derai, Padahal banyak kenangan yang ingin kuurai, Bersamamu sembari menikmati pantai.
Semua lindap. Seorang teman pulang. Tak ada yang kekal, kecuali kenangan, dan tetek bengek tentang hal ihwal yang berkaitan dengan ingatan. Jiwa larut dalam lapis keabadian. Kata-kata hanyut dalam misteri kematian. Tentu, kamu tak lagi bisa mengingat. Bahkan mulutmu beku. Mimpi pun tak lagi tersisa. Hidup memang serupa arloji.Puisi Tentang Sahabat. Puisi 1: Kenanganku di Sekolah Tercinta. Hari demi hari cepat berganti diiringi mentari. Pagi hari yang cepat menjadi saksi diriku semangat sekolah. Siang hari yang terik menjadi teman dalam perjalanan. Memetik bunga-bunga ilmu yang sedang merekah. Penuh semangat menggandeng tangan kawan seperjuangan.