Globalisasi ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum. a. neoimprealisme b. neokapitalisme c. liberalisme d. neoliberalisme e. kapitalisme Jawaban: d 48. Pada abad XXI memasuki era globalisasi ditandai dengan fenomena seperti di bawah ini, kecuali a. menguatkan ruang pribadi b. merupakan era kompetisi - Globalisasi dapat terjadi karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang. Kemajuan tersebut mendorong sikap saling ketergantungan antarnegara. Walau sering dikaitkan dengan masyarakat modern, namun beberapa ahli memperkirakan bahwa globalisasi telah terjadi di akhir abad ke-19 serta awal abad Patta Rapanna dan Yana Fajriah dalam buku Menembus Badai Ekonomi dalam Perspektif Kearifan lokal 2018, secara bahasa, globalisasi berasal dari kata global dan sasi. Global berarti mendunia, sedangkan sasi adalah proses. Jadi globalisasi dapat diartikan sebagai proses suatu hal yang mendunia. Globalisasi menghilangkan batasan yang ada, sehingga masyarakat di berbagai negara dapat terhubung satu sama lain. Bagaimana globalisasi dapat terjadi? Baca juga Mengapa Indonesia Menjadi Rebutan Dunia di Era Globalisasi?Proses globalisasi dapat terjadi Mengutip dari buku Pengantar Ringkas Sosiologi Pemahaman, Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya 2020, proses globalisasi diawali dengan hubungan perdagangan antarbangsa. Saat itu banyak negara yang menyadari bahwa ada kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan sumber daya yang dimilikinya. Agar dapat memenuhi kebutuhannya, negara-negara di dunia saling berhubungan untuk bekerja sama di bidang perdagangan. Proses globalisasi semakin berkembang. Ditandai dengan penyebaran agama serta ilmu pengetahuan lewat perdagangan antarnegara. Semenjak saat itu, banyak teknologi mulai diciptakan. Beberapa di antaranya merupakan cikal bakal dari teknologi yang sampai saat ini digunakan, seperti internet, telepon, transportasi serta komputer. Seiring berjalannya waktu, globalisasi semakin maju dari masa ke masa. Hal ini dibuktikan dengan keterlibatan berbagai negara di dunia dalam perdagangan yang sifatnya lebih bebas. Perdagangan tersebut semakin mengaburkan batas antarnegara, sehingga interaksi dan sifat saling ketergantungan masih berlanjut hingga saat ini. Baca juga Dampak Positif dan Negatif Globalisasi bagi Indonesia Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. globalisasidimunculkan. Dengan demikian, globalisasi pada dasarnya berpijak pada kebangkitan kembali liberalisme, suatu paham yang dikenal sebagai neoliberalisme.10 Globalisasi pada dasarnya merupakan proses pesatnya perkembangan kapitalisme yang ditandai dengan globalisasi pasar, investasi, dan proses produksi
Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Semua Soal SMA PPKn Acak ā˜… Ujian Semester 2 UAS / UKK Pendidikan Kewarganegaraan PKn SMA Kelas 12Globalisasi, ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum…. a. neoimprealisme b. neokapitalisme c. liberalisme d. neoliberalisme e. kapitalisme Pilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya PPKn SMA Kelas 10Lembaga Negara yang memiliki kekuasaan Yudikatif yaitu…A. Mahkamah AgungB. PresidenC. Dewan Perwakilan RakyatD. Badan Pemeriksa Keuangan Materi Latihan Soal LainnyaUjian Semester Bahasa Inggris SMP Kelas 9PPKn Tema 4 SD Kelas 6Pre Test Matematika SMA Kelas 11PAS Matematika Semester 1 Ganjil SMP Kelas 9Matematika Tema 5 SD Kelas 2IPS Bab 4 SMP Kelas 9IPS Tema 6 dan 7 SD Kelas 5Pemanfaatan dan Bentuk Energi - IPA SD Kelas 4Bahasa Indonesia Tema 5 SD Kelas 2Pengantar Ilmu SejarahCara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang Jika halaman ini selalu menampilkan soal yang sama secara beruntun, maka pastikan kamu mengoreksi soal terlebih dahulu dengan menekan tombol "Koreksi" diatas. Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia.

IDEOLOGITRANSNASIONAL DI ERA GLOBALISASI : PENGARUHNYA TERHADAP ASWAJA DAN NKRI Prof. Dr. Muhammad Baharun, S.H., M.A.** Dr. H. Abdul Chair Ramadhan, S.H., M.H, MM. *** Istilah globalisasi telah menjadi konsep yang sering digunakan untuk menggambarkan fenomena dunia kontemporer. Dalam banyak definisi, terutama yang berangkat dari kaum globalis, konsep globalisasi merujuk kepada fenomena

403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID 6Y-nOp5rdKxMYnYSy1VNReWH5j6ZaWvE5BDt0_SUdPMqK1ICoupz7A==

47 Globalisasi, ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum. a. neoimprealisme b. neokapitalisme c. liberalisme d. neoliberalisme e. kapitalisme Jawaban: d 48. Pada abad XXI memasuki era globalisasi ditandai dengan fenomena seperti di bawah ini, kecuali a. menguatkan ruang pribadi b. merupakan era kompetisi c. mengabaikan aspek
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Rasa nasionalisme sangat penting bagi para generasi muda untuk menciptakan bangsa yang aman, dan damai, ditengah-tengah arus globalisasi yang semakin hari semakin bertentangan dengan budaya asli Indonesia. Nasionalisme menjadi syarat mutlak bagi setiap insan dalam bernegara. Rasa nasionalisme umumnya timbul karna adanya rasa senasib. Indonesia sendiri dengan sejarah penjajahan yang cukup kelam, membuat rasa nasionalisme itu tumbuh dengan sendirinya dalam muda yang saat ini, hidup di era yang baru, era globalisasi, dimana kehidupan nya jauh berbeda dengan generasi muda di masa lalu. Era globalisasi, era tanpa adanya penjajahan, serta terfasilitasi teknologi yang canggih, membuat kita terkadang melupakan perjuangan para generasi lampau, semestinya kita hargai perjuangan mereka dengan tetap melestarikan rasa dan jiwa nasionalisme yang tinggi, serta sadar akan budaya dan identitas Globalisasi Era globalisasi dimulai sejak awal tahun 1980-an , era yang telah banyak merubah berbagai aspek kehidupan manusia, baik dari segi politik, sosial, ekonomi, agama, dan tekonologi. Teknologi Informasi berkembang pesat, dimana pengguna internet di Indonesia saat ini berjumlah 132,7 juta atau 52% dari jumlah penduduk Indonesia. Adanya teknologi yang dapat menyajikan informasi hanya dalam hitungan detik, tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja, hal ini seringkali mengundang tindakan negatif dan menyimpang. Menyaring info dan berita yang beredar di internet, merupakan hal wajib yang harus dilakukan mengingat keadaan ini sering kali dimanfaatkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab dalam penyebaran hoax yang dapat memicu perpecahan bangsa. Gambaran Generasi Muda Saat IniPengaruh globalisasi yang begitu kuat, khususnya terhadap anak muda, membuat banyak generasi muda kita ini kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan gejala –gejala yang muncul dikehidupan sehari- hari nya. Dilihat dari sikap dan tingkah lakunya banyak anak muda yang tidak mengenal sopan santun dan cenderung bersifat apatis tidak peduli dengan lingkungan sekitar, hal ini disebabkan ketika mereka sudah terjebak oleh dunia nya yang menganut pada nilai kebebasan dan keterbukaan, membuat banyak anak muda yang suka betindak sesuka hati mereka dan menganggap bahwa melanggar aturan merupakan tindakan yang lazim. Salah satu contoh yang dapat kita lihat tentang tindakan menyimpang ini, seperti adanya geng motor atau begal motor yang dilakukan anak muda, di Padang, Sumatera Barat. Tindakan ini disertai dengan tindak kekerasan yang jelas mengganggu ketentraman lingkungan dan kenyamanan masyarakat Pendidikan Karakter Pendidikan karakter menjadi kunci utama untuk menumbuhkan kembali rasa nasionalisme pada para generasi muda di era globalisasi ini. Tujuan utama dari pendidikan karakter ini adalah untuk melatih kemampuan diri mereka untuk mengerti dan memahami jati diri mereka masing-masing. Karna ketika jati diri sudah dimiliki, maka rasa nasionalisme akan dengan sendirinya tumbuh dalam diri mereka, sehingga dampak era globalisasi ini tak lagi mampu mempengaruhi pola pikir para generasi muda yang lebih berorientasi kepada pembentukan karakter sudah semestinya mendapatkan perhatian lebih dari instansi pemerintan yang berfokus kepada pendidikan di Indonesia. Kita setuju bahwa bangsa ini membutuhkan generasi muda yang memiliki rasa nasionalisme tinggi, dan hal ini hanya bisa dicapai dengan kualitas pendidikan karakter yang baik. Dari usaha pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter ini, diharapkan tidak akan ada lagi generasi yang apatis untuk peduli terhadap lingkungan, dan memiliki rasa cinta pada tanah air Indonesia dasarnya memang tidak ada yang salah dengan era ini, hanya saja sering kali generasi muda tergiur dengan berbagai kegemerlapan era globalisasi. Generasi muda Indonesia seperti sedang berada di zona nyaman namun nyatanya bisa kapan saja menikam. Hal ini dikarenakan ada begitu banyak kenyamanan yang ditawarkan di era ini. Maka apabila kita sebagai generasi muda tidak kritis, bisa saja pengaruh negatif dunia luar mempengaruhi pola piker kita, sehingga berdampak pada hilangnya rasa cinta dan jiwa nasionalisme. Hal inilah yang harus dihindari oleh para generasi muda di era globalisasi. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya

HomepageĀ» Lifestyle Ā» Era Globalisasi, Kembangkan Diri Anda dengan 6 Cara Ini. Era Globalisasi, Kembangkan Diri Anda dengan 6 Cara Ini. 05/05/2018 by Yoseni Turnip. Geosiar.com, Lifestyle - Zaman terus berubah, sudah pasti manusia juga harus lebih maju dan berkembang. Namun, mengembangkan diri tidak bisa semudah membalikkan telapak tangan.

– Globalisasi adalah proses terhubung dan meningkatnya interaksi antara manusia di seluruh belahan dunia. globalisasi memberikan dampak bagi hampir seluruh bidang kehidupan manusia, salah satunya pendidikan. Apakah perubahan positif sebelum dan sesudah era globalisasi di bidang pendidikan? Berikut adalah jawabannyaPerubahan positif sebelum era globalisasi Perubahan positif sebelum era globalisasi di bidang pendidikan, di antaranya Ilmu pengetahuan harus diperjuangkan Sebelum adanya globalisasi, informasi dan ilmu pengetahuan jauh lebih sulit diakses. Tidak seperti zaman sekarang yang jika ingin mengetahui sesuatu, kita hanya perlu membuka telepon pintar dan membuka aplikasi pencarian. Sebelum globalisasi informasi seperti buku, artikel, jurnal ilmiah, dan juga makalah harus didapatkan dengan perjuangan. Sehingga membentuk semangat belajar yang lebih tinggi pada anak-anak. Baca juga Tujuan Kerja Sama ASEAN di Bidang PendidikanInformasi yang didapatkan lebih terkontrol Sebelum adanya globalisasi, pertukaran informasi lebih terkontrol terutama pada siswa dalam masa pendidikan. Informasi yang mengandung konten kekerasan, pornografi, kenakalan remaja dan penurunan moral lainnya cenderung lebih sulit diakses. Penyebaran informasi yang lebih terkontrol sebelum globalisasi mendukung pembentukan karakter dan pembentukan moral dalam dunia pendidikan. Terjaganya tradisi dan budaya lokal Sebelum adanya globalisasi, tradisi dan kebudayaan lokal lebih terjaga. Saodah dan kawan-kawan dalam jurnal Pengaruh Globalisasi terhadap Siswa Sekolah Dasar 2020 arus globalisasi yang cepat dapat menggerus kebudayan lokal sebuah negara. Menciptakan gaya hidup seperti selebritas dari luar negeri. Selain menggerus tradisi dan budaya lokal, globalisasi juga dapat menggerus rasa nasionalisme. Hal ini tidak terjadi sebelum adanya globalisasi. Sehingga tidak adanya globalisasi dapat menjaga nilai-nilai kebudayaan, tradisi, juga rasa nasionalisme. Baca juga Faktor Penyebab Sebagian Negara Masih Tertinggal dalam Bidang Pendidikan
Keresahanini lah yang memunculkan kebangkitan bagi kaum wanita. Kebangkitan pergerakan wanita muncul kembali diawali oleh peranan Nyai Achmad Dahlan (1872-1946) di Yogyakarta yang dalam hal ini giat dalam gerakan sosial terkhusus dalam memperjuangkan hak-hak wanita Indonesia untuk mendapatkan kembali kesetaraannya didalam kehidupan sosial.
- Dunia ini masuk era globalisasi, di mana terjadi percepatan pergerakan dalam pertukaran banyak hal, mulai dari manusianya, barang, jasa hingga praktik budaya. Globalisasi mendorong dan meningkatkan interaksi antara berbagai wilayah dan populasi di seluruh Melansir You Matter, dalam geografi, pengertian globalisasi adalah sekumpulan proses ekonomi, sosial, budaya, teknologi, kelembagaan yang berkontribusi pada hubungan antara masyarakat dan individu di seluruh dunia. Ini adalah proses progresif di mana pertukaran dan aliran antara berbagai belahan dunia diintensifkan. Dalam perekonomian, menurut Committee for Development Policy, globalisasi adalah proses meningkatnya saling ketergantungan ekonomi dunia sebagai akibat dari meningkatnya skala lintas perdagangan perbatasan komoditas dan jasa, arus modal internasional dan penyebaran teknologi yang luas dan cepat. Itu mencerminkan ekspansi berkelanjutan dan integrasi bersama dari perbatasan pasar dan signifikansi yang berkembang pesat dari informasi dalam semua jenis kegiatan produktif dan pemasaran adalah dua kekuatan pendorong utama untuk globalisasi ekonomi. Baca juga Pangeran Philip Wafat, Pangeran Harry Akan Pulang ke Inggris, Meghan Ikut? Era sejarah Globalisasi, menurut catatan sejarah, bukanlah suatu proses yang baru saja terjadi pada era modern kini. Fenomena global telah terjadi tahun lalu, pada awal sejarah manusia, sebagaimana dikutip dari You Matter. Dilandasi dengan pengertian bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki keingintahuan yang tinggi untuk menjajaki banyak hal dan menjelajah. Sepanjang waktu, perdagangan atau pertukaran budaya masyarakat berkembang. Selain itu, fenomena migrasi juga telah berkontribusi pada pertukaran populasi dengan ragam budayanya. Saat ini, dalam bentuk traveling pertukaran budaya berlangsung lebih cepat. Fenomena ini terus berlanjut sepanjang sejarah, terutama melalui penaklukan militer dan ekspedisi eksplorasi. Namun baru kemajuan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang mempercepat globalisasi. Khususnya setelah paruh kedua abad ke-20, perdagangan dunia meningkat pesat sedemikian rupa dalam dimensi dan kecepatan, sehingga istilah "globalisasi" mulai umum digunakan. Baca juga Seperti Apa Kehidupan di Negara Paling Bahagia Sedunia? WNI di Finlandia Bercerita... Dampak Globalisasi, suatu gerakan besar di dunia, apa saja dampaknya? Tentu saja tidak selalu positif, tapi ada dampak negatif dari globalisasi. Berikut 5 dampak positif dari globalisasi Pertama, globalisasi telah menyebabkan peningkatan tajam dalam perdagangan dan pertukaran ekonomi, tetapi juga multiplikasi pertukaran keuangan. Pada 1970-an ekonomi dunia terbuka dan perkembangan kebijakan perdagangan bebas mempercepat fenomena globalisasi. Antara 1950 dan 2010, ekspor dunia meningkat 33 kali lipat. Ini secara signifikan berkontribusi pada peningkatan interaksi antara berbagai wilayah di akselerasi pertukaran ekonomi ini telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi global yang kuat juga. Baca juga Apa Itu Nation of Islam? Ketiga, globalisasi mendorong perkembangan industri global dengan pesat yang memungkinkan banyak pertukaran teknologi dan komoditas. Keempat, mempermudah pertukaran modal di antara para pemain keuangan dunia. Globalisasi keuangan ini telah berkontribusi pada kebangkitan pasar keuangan global di mana kontrak dan pertukaran modal berlipat ganda. Kelima, pertukaran dan perkembangan budaya. Artinya, ada pertukaran informasi soal perbedaan adat istiadat dan kebiasaan di antara masyarakat lokal dari seluruh dunia. Pada saat yang sama, buku, film, dan musik yang menggambarkan identitas budaya suatu negara, kini tersedia secara instan di seluruh dunia Baca juga 28 Negara Berbentuk Kerajaan yang Masih Eksis di Dunia, Apa Sajakah Itu? Berikut 5 dampak negatif dari globalisasi Pertama, menghomogenkan budaya dunia. Itulah mengapa ciri-ciri budaya tertentu dari beberapa negara menghilang, dari bahasa hingga tradisi atau bahkan industri tertentu. Kedua, hanya beberapa aktor negara, perusahaan, individu yang lebih diuntungkan dari fenomena globalisasi. Sedangkan, yang lain terkadang dianggap sebagai ā€œpecundangā€ globalisasi. Faktanya, laporan dari Oxfam mengatakan bahwa 82 persen dari kekayaan yang dihasilkan dunia diberikan kepada 1 persen populasi, seperti yang dilansir dari You Matter. Ketiga, globalisasi berdampak negatif terhadap lingkungan. Baca juga Simbol Setanisme dalam Era Modern, Apa Artinya? Perkembangan besar-besaran transportasi yang telah menjadi dasar globalisasi, juga bertanggung jawab atas masalah lingkungan yang serius seperti emisi gas rumah kaca, pemanasan global atau polusi udara. Distribusi barang di seluruh dunia juga menimbulkan masalah sampah yang besar, terutama yang menyangkut polusi plastik. Keempat, globalisasi menyebabkan pengangguran dunia, meskipun hal itu membawa beberapa kesempatan kerja. Terlepas dari kenyataan bahwa itu membawa peluang kerja ke global, tetapi itu masih disalahkan untuk situasi saat ini, seperti yang dilansir dari UK Essays. Misalnya, Indonesia menghadapi pengangguran dan kemiskinan yang meningkat ke tingkat yang tidak dialami dalam dua dekade, kondisi kesehatan yang memburuk, dan lingkungan alam yang rusak Piasecki R dan Wolnicki M., 2004 Kelima, globalisasi telah menyebabkan penyebaran budaya dan pengaruh barat dengan mengorbankan budaya lokal di negara berkembang. Misalnya gaya berpakaian dan kebiasaan makan, bahasa. Baca juga Apa Pentingnya Lapisan Es Abadi di Bumi? Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.  SMA Kelas 12 / Ujian Semester 2 (UAS / UKK) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SMA Kelas 12 Globalisasi, ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum. a. neoimprealisme b. neokapitalisme c. liberalisme d. neoliberalisme e. kapitalisme Pilih jawaban kamu: A B C D E Soal Selanjutnya >
Selama 25 tahun terakhir, banyak penelitian dan riset bergulir mengenai konsep, sejarah, dan perkembangan globalisasi – termasuk berbagai dimensi dan keuntungannya. World Economic Forum berargumen bahwa dunia telah mengalami empat gelombang globalisasi. Organisasi tersebut menerbitkan sebuah artikel yang merangkum perkembangan globalisasi. Menurut artikel tersebut, revolusi industri memunculkan gelombang pertama globalisasi pada akhir abad ke-19, didorong oleh perkembangan transportasi dan komunikasi. Gelombang pertama ini berakhir seiring dengan pecahnya Perang Dunia I pad 1914. Gelombang kedua bangkit setelah Perang Dunia II pada akhir 1945, dan berakhir pada 1989. Gelombang ketiga dimulai ketika tembok Berlin runtuh pada 1989 dan Uni Soviet bubar pada 1991, sebelum akhirnya mandek akibat krisis finansial global pada 2010. Seiring dengan pemulihan pascakrisis, bertumbuhnya ekonomi digital dan intelejensi buatan artificial intellligence, serta naiknya Cina sebagai kekuatan global – gelombang keempat muncul. Belakangan, muncul perdebatan mengenai apakah gelombang keempat tengah mengalami kemunduran dan apakah dunia telah siap untuk menyaksikan gelombang kelima tinggal landas. Persamaan dalam periode kemunduran gelombang pertama dengan dinamika global yang tengah terjadi sekarang cukup mengejutkan. Apakah persamaan yang terpisah jarak satu abad ini berarti kemunduran gelombang keempat akan terjadi? Apakah ada cukup bukti bahwa proses deglobalisasi tengah berlangsung ataukah ini hanya sekadar ā€œslowbalisationā€ perlambatan globalisasi? Paralel Mundurnya globalisasi selama 30 tahun dari 1914 hingga 1945 merupakan dampak geopolitik dan ekonomi dari Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Faktor lainnya melingkupi Pandemi Flu Spanyol pada 1918-1920; kehancuran pasar saham pada 1929 yang diikuti oleh krisis ekonomi Great Depression pada 1930; dan bangkitnya blok komunis di bawah rezim Stalin pada dekade 1940an. Periode ini lebih jauh ditandai dengan sentimen proteksionisme, kenaikan tarif dan hambatan perdagangan lainnya, serta penurunan perdagangan internasional secara umum. Terdapat paralel yang tidak dapat dimungkiri jika melihat konteks ekonomi global saat ini. Dunia masih berjuang menghadapi pandemi COVID-19 yang membawa dampak yang merugikan bagi perekonomian global, rantai pasokan, dan kesejahteraan masyarakat. Perang Rusia-Ukraina juga memiliki kontribusi terhadap ketidakpastian global dan kelangkaan pangan. Konflik ini juga menyebabkan meroketnya harga gas dan bahan bakar minyak, gangguan lebih jauh terhadap rantai nilai global, dan polarisasi politik. Melonjaknya harga berbagai barang konsumsi dan energi memberikan tekanan terhadap tingkat harga secara umum. Inflasi dunia menanjak agresif untuk pertama kalinya selama 40 tahun. Otoritas moneter di seluruh dunia kini tengah bergelut melawan inflasi. Institusi tata kelola global seperti Organisasi Perdagangan Dunia WTO dan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, yang berfungsi dengan baik pasca-Perang Dunia II, kini mengalami penurunan pengaruh. Sementara, Perang Rusia-Ukraina membagi perpolitikan dunia menjadi tiga kelompok. Mereka adalah kelompok pendukung invasi, negara-negara netral, serta negara-negara oposisi yang didominasi oleh Amerika Serikat AS, Uni Eropa, dan Inggris. Perpecahan ini menimbulkan tantangan geopolitik yang rumit, yang pelan-pelan mengarah pada perubahan mitra dagang dan regionalisme. Eropa kini mulai mencari pemasok minyak dan gas baru sebagai alternatif dari Rusia. Di sisi lain, indikasi awal perluasan pengaruh Cina di Asia semakin jelas. Dunia yang makin tak terhubung Deglobalisasi didefinisikan sebagai sebuah gerakan menuju dunia yang makin tak terhubung, dengan ciri khas keberadaan berbagai negara bangsa yang kuat, solusi lokal, dan kontrol perbatasan alih-alih institusi global, perjanjian, dan pergerakan bebas. Saat ini, muncul pula perbincangan soal slowbalisation. Terminologi ini pertama kali diperkenalkan oleh pengamat tren dan futurolog Adjiedji Bakas pada 2015 untuk mendeskripsikan fenomena integrasi ekonomi global berkelanjutan melalui arus perdagangan, keuangan, dan lainnya, walaupun pada laju yang sangat melambat. Data globalisasi ekonomi memberikan gambaran yang menarik. Data tersebut menunjukkan bahwa, bahkan sebelum pandemi COVID-19 menyebar pada 2020, perlambatan intensitas globalisasi jelas terlihat. Data yang menampilkan takaran globalisasi melingkupi Ekspor barang dan jasa di tingkat global. Persentase ekspor pada total pendapatan domestik bruto PDB mencapai angka tertingginya di level 31% pada 2008, tepat menjelang gelombang ketiga berakhir. Proporsi ekspor pada PDB global anjlok dan baru mulai pulih pada 2011, atau ketika dunia memasuki tahap awal globalisasi gelombang keempat. Namun, angka ekspor terus mengalami kemunduran, mencapai 28% dari PDB global pada 2018 dan 26% ketika pandemi menyerang pada 2020. Volume arus masuk investasi asing langsung FDI. Arus masuk FDI mencapai puncaknya pada kisaran US$2 triliun Rp triliun pada 2016, sebelum mengalami penurunan dan menyentuh US$1,48 triliun pada 2019. Walaupun arus masuk FDI pada 2020 hanya berkisar di angka US$963 miliar atau 20% di bawah level krisis finansial 2009, angka ini mengalami pemulihan menjadi US$1,58 miliar pada 2021. Persentasi FDI terhadap PDB mengalami kenaikan dari hanya sekitar 1% pada 1989 hingga mencapai puncak 5,3% in 2007. Setelah mengalami penurunan akibat krisis keuangan global, sebelum naik pada 2015 dan 2016 ke kisaran 3,5%. Angka ini kembali amblas ke level 1,7% pada 2019 dan 1,4% pada 2020. Seiring perkembangan zaman, perusahaan multinasional menjadi motor penggerak globalisasi ekonomi. Jumlah mereka mengindikasikan kemauan perusahaan untuk berinvestasi di luar batas negaranya. UN Conference on Trade and Development UNCTAD melaporkan bahwa terdapat perusahaan multinasional yang beroperasi pada 2008. Angka ini menyusut menjadi pada 2017. Data arus modal swasta dunia termasuk investasi asing langsung, arus ekuitas portofolio, pengiriman uang, dan pinjaman sektor swasta tidak tersedia. Namun, Data Organisation for Economic Co-operation and Development OECD menunjukkan bahwa arus modal swasta untuk negara-negara pelapor mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar US$414 miliar pada 2014, diikuti dengan tren penurunan menjadi US$229 miliar pada 2019, dan arus keluar negatif sebesar US$8 miliar pada 2020. Tren penurunan ini semakin termaterialisasi dengan fragmentasi hubungan ekonomi yang makin dalam akibat fenomena Brexit dan relasi problematis antara AS dan Cina, terutama pada era kepemimpinan Presiden AS Donald Trump. Bagaimana selanjutnya? Pertanyaannya sekarang adalah apakah data yang ada mengindikasikan kemunduran dari globalisasi, seperti yang terjadi pada gelombang pertama satu abad lalu; atau itu hanya proses deglobalisasi; atau slowbalisation untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi dunia setelah terdampak pandemi COVID-19 dan Perang Ukraina? Kesamaan antara gelombang pertama globalisasi dengan peristiwa global yang berlangsung saat ini sangat besar, meski terjadi dalam tatanan dunia yang sangat berbeda. Dinamika yang saat ini membentuk dunia – seperti kemajuan teknologi, era digital, dan kecepatan penyebaran teknologi dan informasi – tentu akan mempengaruhi intensitas kemunduran pada ketergantungan yang ada pada globalisasi. Negara bangsa telah menyadari bahwa menyepakati kontrak dan perjanjian dengan perusahaan-perusahaan dari negara lain secara sembarangan bisa menyebabkan masalah. Oleh karena itu, mitra dagang dan investasi harus dipilih dengan cermat. Peristiwa-peristiwa yang terjadi selama tiga tahun ke belakang menunjukkan bahwa perekonomian dunia sangat terintegrasi. Meskipun banyak contoh pendekatan proteksionisme dan kebijakan yang fokus pada ranah domestik, dunia tidak mungkin seutuhnya mundur dari globalisasi. Fenomena yang paling mungkin terjadi adalah fragmentasi, yaitu rantai pasok menjadi lebih fokus pada tingkat kawasan. Peraih Nobel di bidang ekonomi, Joseph Stiglitz merujuk langkah ini sebagai ā€œfriend shoringā€ mengarahkan rantai pasok ke mitra sahabat, sebuah frasa yang dicetuskan oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen. Sekarang ini, cukup jelas bahwa proses globalisasi menunjukkan baik karakteristik deglobalisasi maupun slowbalisation. Selain itu, cukup jelas bahwa guncangan eksternal global yang terjadi menunjukkan perlunya pemikiran ulang, pengaturan ulang tujuan, dan reformasi proses globalisasi secara menyeluruh. Hal-hal ini kemungkinan akan mengarahkan dunia pada gelombang globalisasi kelima.
5byg5.
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/108
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/185
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/315
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/58
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/85
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/187
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/163
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/268
  • r7lzm3ttr7.pages.dev/235
  • globalisasi ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum